Menggali Emas dari Big Data
Dunia audit sedang mengalami
perubahan besar. Lewatlah sudah hari-hari memilah-milah catatan kertas dan
melacak transaksi secara fisik. Audit modern saat ini memiliki gudang data
besar yang kuat. Big data
dengan kumpulan data digital yang besar dan kompleks, merupakan harta karun
bagi auditor. Evaluasi dan analisis data kini secara efektif dapat mengungkap kesalahan,
ketidakakuratan, dan potensi risiko dengan kecepatan yang tidak dapat dicapai
melalui metode audit tradisional. Kita akan melihat bagaimana teknologi big
data memungkinkan auditor melampaui batasan analisis tradisional dan
mengidentifikasi pola, tren, dan anomali yang mungkin terlewatkan jika
menggunakan metode manual. Big data
tidak hanya sekedar alat teknis tetapi juga membuka peluang baru dalam audit
untuk mendeteksi penipuan dan pelanggaran kebijakan. Mempelajari bagaimana
teknologi ini dapat digunakan untuk mengurangi risiko penipuan, memperkuat
keamanan finansial, dan memberikan keyakinan kepada pemangku kepentingan bahwa
laporan keuangan benar-benar dapat dipercaya. Artikel ini hendak membahas keunggulan-keunggulan
dari big data. Mulai dari konsep big data, karakteristik big data dan manfaat
big data dalam dunia audit. Secara konsep, big data terdiri
atas proses integrasi data, pengelolaan data, dan analisis data. Integrasi data
adalah proses pengumpulan semua data yang dibuat menjadi data besar. Misalnya,
data website toko online berasal dari registrasi akun baru, wishlist,
dan lain-lain. Berikutnya, semua data yang dihasilkan harus dapat dikelola
dengan baik dalam hal penyimpanan maupun akses. Oleh karena itu, diperlukan ruang penyimpanan besar yang
dapat diakses kapan saja dan dari mana saja. Konsep big data terakhir
adalah analisis data. Artinya, semua data yang sudah disimpan dan dikelompokkan
bisa dianalisis sesuai kebutuhan lebih lanjut. Sebagai contoh, riwayat belanja
konsumen di toko online dapat menjadi informasi produk apa yang layak
ditawarkan ketika konsumen tersebut sedang berbelanja. Dengan begitu, potensi
pembelian produk semakin besar karena penawarannya relevan. Karakteristik utama
dari big data adalah volumenya yang sangat besar, bisa secara
keseluruhan atau berdasarkan platform yang mengelolanya. Sebagai
contoh, media sosial Instagram telah menyimpan 69,23% data
personal lebih dari satu miliar pengguna di seluruh dunia. Oleh karena
itu, kecepatan produksi data tentu menjadi salah satu karakteristik penting,
mulai dari input data hingga penggunaan data, juga termasuk dalam karakteristik
dari big data. Hal ini juga berlaku dengan pemahaman bahwa setiap setiap
atribut data juga memiliki aktivitas berbeda sambil terus menghasilkan data
lain. Belum lagi, tidak semua data dapat langsung dibaca
oleh platform karena variasi bentuk formatnya. Karakteristik lain yang perlu
diperhatikan dari big data adalah variety. Big data bukan
hanya tentang adanya data yang dihasilkan, tetapi juga tentang identifikasi
data dengan tepat agar memberikan manfaat bagi pengguna. Contoh sederhana adalah adanya nama akun pengguna (ID)
dari platform media sosial. Terakhir, big data memiliki keunggulan yaitu
memudahkan pengguna dalam mengakses informasi dengan cepat dan mengambil
keputusan secara instan. Misalnya saja, fitur
Instagram Stories digunakan oleh 500 juta pengguna setiap hari. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna memiliki kemudahan fasilitas
untuk membuat postingan secara instan. Dalam konteks
transaksi keuangan, keunggulan dari pemanfaatan big data menjadi solusi
yang sangat memungkinkan untuk mengidentifikasi pola transaksi yang menyimpang
dari norma dan menandai area potensi penipuan. Sebagai contoh, data terkait
pihak ketiga, vendor, dan pemasok dapat dianalisis untuk mengungkap hubungan
anomali yang mungkin mengindikasikan aktivitas mencurigakan. Identifikasi ini
dilakukan dengan mengandalkan algoritma cerdas yang dapat belajar dari pola
penipuan masa lalu dan memprediksi insiden serupa di masa depan, sehingga
algoritma dari big data bagaikan sebuah benteng yang proaktif. Kedua, tugas klerikal
seperti klasifikasi dokumen dan tinjauan transaksi dapat diotomatisasi melalui
pemanfaatan big data sehingga memungkinkan auditor untuk lebih berfokus
pada aspek analitis dan pengambilan keputusan. Sebagai contoh, daripada
melakukan audit tahunan yang reaktif, data realtime dapat terus dipantau
untuk menghasilkan deteksi dini masalah dan tindakan perbaikan yang cepat. Skala
big data yang tidak mengenal batas memungkinkan audit organisasi secara
lebih menyeluruh dan kompleks dengan kecepatan yang tak tertandingi. Ketiga, analisis big data
melihat hubungan antar departemen, unit bisnis, dan bahkan industri untuk
mengungkap masalah sistemik dan risiko tersembunyi. Hal ini memudahkan auditor
untuk melihat gambaran secara lebih utuh. Strategi audit dapat diprioritaskan
berdasarkan area berisiko tinggi yang diidentifikasi melalui analisis data
besar untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang terbatas. Audit berbasis
data yang besar memberikan jalur data yang lebih jelas dan andal sehingga
meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan dan transparansi dalam proses
audit. Namun demikian, tidak
ada penggunaan teknologi tanpa tantangan. Penggunaan
big data dalam audit bukannya tanpa hambatan, karena adanya istilah garbage
in, garbage out. Data yang tidak akurat atau tidak lengkap dapat
menyebabkan kesimpulan yang menyesatkan. Penerapan big data juga memerlukan
keterampilan khusus dan infrastruktur teknis yang kuat sehingga tidak semua entitas
dapat memenuhi tantangan ini. Terakhir, penggunaan big data dalam proses
audit harus dilakukan secara etis dan bertanggung jawab oleh setiap personel
audit sesuai dengan peraturan perlindungan data yang berlaku. Terlepas dari tantangan yang ada,
potensi big data tidak dapat disangkal untuk merevolusi dunia audit. Entitas
yang dapat memanfaatkan teknologi ini akan memperoleh keunggulan kompetitif
dalam deteksi risiko, efisiensi audit, dan pengambilan keputusan berdasarkan
data. Integrasi big data dengan
teknologi lain seperti kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin akan semakin
meningkatkan kemampuan audit. Dunia audit berada di ambang era baru, dan big
data adalah kunci menuju masa depan yang lebih transparan, efisien, dan
bebas manipulasi. Kesempatan ini harus dimanfaatkan untuk melepaskan diri dari
belenggu audit tradisional dan menggali kekayaan ”emas” informasi yang
tersembunyi di dalam lautan data.